A. Judul
Penentuan Kandungan Asam Askorbat dalam Tablet
B. Tujuan
1. Menentukan kandungan asam askorbat dalam tablet dengan titrasi redoks dan titrasi asam basa.
2. Menentukan konsentrasi larutan Na2S2O3 dengan cara pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3.
3. Menentukan kadar asam askorbat dalam sampel.
4. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan cara pembakuan larutan NaOH
C. Teori Dasar
Vitamin C atau 2,3-didehydro-L-threo- hexono-1,4-lactone dengan rumus molekul C6H8O6 dan berat molekul 176,13 memiliki karakteristik kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih atau kuning pucat, tidak berbau atau hampir tidak berbau dan berasa asam. Kelarutan vitamin C dalam air adalah 1:3 sampai 1:3,5, dalam alkohol 1:25, dalam metanol 1:10, larut dalam aseton, dan praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan petrolatum. Titik leburnya 190°C. Larutan 5% vitamin C memiliki pH 2,2 - 2,5. Vitamin C merupakan asam lemah dengan pKa 4,17 dan 11,57.
Vitamin C stabil pada keadaan kering, namun dalam bentuk larutan mudah teroksidasi, terutama dalam larutan alkali. Oksidasi dipercepat dengan adanya panas, cahaya, oksidator dan logam berat. Vitamin C inkompatibel dengan garam besi, agen pengoksidasi dan garam dari logam berat.
Vitamin C mudah diabsorpsi di saluran cerna dan terdistribusi secara luas ke dalam jaringan. Konsentrasi tertinggi ada dalam leukosit dan platelet daripada dalam eritrosit dan plasma. Jumlah vitamin C yang direkomendasikan adalah 90 mg per hari untuk laki-laki dan 75 mg untuk wanita. Tubuh dapat menyerap maksimum vitamin C sebesar 400 mg per hari. Vitamin C yang berlebih akan diekskresikan lewat urin.
Asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Dalam tubuh, vitamin C berperan sebagai suatu kofaktor dalam reaksi hidrosilasi dan amidasi. Pada sintesis kolagen, vitamin C mempercepat hidroksilasi prolin dan lisin pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin, serta menstimulasi sintesis peptida kolagen. Vitamin C meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin.
Asam askorbat C6H8O6 (Mr=176,13) dapat dioksidasi menjadi dehidroksiaskrobat dengan I2 menurut reaksi berikut :
C6H8O6(aq) + I2(aq) → C6H8O6(aq) + 2I-(aq) + 2H+(aq)
Olehkarena itu asam askorbat dapat dititrasi dengan I2. Tetapi I2 bukanlah standar yang baik untuk titrasi langsung karena I2 mudah menguap. Untuk itu perlu cara lain untuk menghasilkan I2 untuk reaksi tersebut. Pada percobaan ini I2 yang digunakan untuk reaksi tersebut dihasilkan dengan menambahkan iodide berlebih kedalam larutan sampel yang telah mengandung sejumlah tertentu iodat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
IO3-(aq) + 5I-(aq) + 6H+(aq) → 3I2(aq) + 3H2O(l)
Kelebihan I2 kemudian dititrasi dengan larutan standar tiosulfat dengan indicator kanji menurut raeksi :
2S2O32-(aq) + I2(aq) → 2I-(aq) + S4O62-(aq)
Dengan mengetahui jumlah I2 yang terbentuk pada reaksi ke-2 dan jumlah I2 yang tidak bereaksi dengan asam askorbat maka dapat ditentukan kadar asam askorbat yang terdapat didalam sampel.
Asam aksorbat adalah asam lemah, oleh karena itu asam askorbat dapat juga ditentukan dengan titrasi asam basa. Pada titrasi hanya satu atom hydrogen dari tiap molekul asam askorbat yang cukup kuat untuk bereaksi dengan basa kuat. Pada percobaan ini asam askorbat dititrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan indikator fenolftalein menurut reaksi :
C6H8O7(aq) + NaOH(aq) → NaC6H7O6(aq) + H2O(l)
D. Cara Kerja
1. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3
40 ml larutan Na2S2O3 0,5 M
|
ditempatkan dalam gelas kimia 500 ml
diencerkan hingga 200 ml
ditempatkan dalam buret
Larutan Na2S2O3 dalam buret
|
Padatan KIO3
|
ditimbang ±0,54 gram
dilarutkan dalam labu takar 250 ml
dipipet 25 ml kedalam labu titrasi
Larutan KIO3 dalam labu titrasi
|
+ 10 ml larutan KI 10%
+ 5 ml larutan H2SO4 2 M
+ aquades
dititrasi dengan Na2S2O3 sampai kuning
+ 2 ml larutan amilum 0,2%
ditirasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru hilang
konsentrasi larutan Na2S2O3 ditentukan
Hasil
|
2. Penentuan kadar asam askorbat dalam sampel
Tablet Vitacimin
|
ditimbang
digerus hingga halus
Tablet halus
|
ditimbang ±2,5 gram
dilarutkan dalam labu takar 250 ml
dipipet 25 ml
dimasukkan dalam labu titrasi
+ 25 ml larutan baku KIO3
+ 10 ml larutan KI 10%
+ 5 ml larutan H2SO4 2 M
dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai kuning
+ 2 ml larutan amilum 0,2%
dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru hilang
hitung kadar asam askorbat
Hasil
|
3. Pembakuan larutan NaOH
40 ml larutan NaOH 0,5 M
|
ditempatkan dalam gelas kimia 500 ml
diencerkan hingga 200 ml
ditempatkan dalam buret
Larutan NaOH dalam buret
|
Padatan H2C2O4.2H2O
|
ditimbang ±1,6 gram
dilarutkan dalam labu takar 250 ml
dipipet 25 ml ke dalam labu titrasi
Larutan H2C2O4.2H2O dalam labu titrasi
|
+ 3 tetes fenolftalein
+ 25 ml aquades
dititrasi dengan NaOH sampai merah muda
konsentrasi NaOH ditentukan
Hasil
|
4. Penentuan kadar asam askorbat dalam sampel
±1 gram sampel
|
ditimbang
digerus hingga halus
ditempatkan dalam labu titrasi 250 ml
Larutan sampel dalam labu
|
+ 100 ml aquades
+ 3-5 tetes fenolftalein
dititrasi dengan NaOH baku
kadar asam askorbat dalam tablet dihitung
Hasil
|
E. Data Pengamatan
1. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Larutan KIO3
|
Tidak berwarna
|
+ 10 ml KI 10%
|
Larutan berwarna jingga
|
+ 5 ml H2SO4 2 M
|
Larutan berwarna cokelat
|
Dititrasi dengan Na2S2O3
|
Larutan berwarna kuning cokelat
|
+ 2 ml amilum 0,2%
|
Larutan hijau kehitaman
|
Dititrasi dengan Na2S2O3
|
Larutan tidak berwarna
|
2. Penentuan kadar asam askorbat dalam sampel
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Larutan Vitamin C
|
Larutan berwarna kuning
|
+ 25 ml KIO3
|
Larutan berwarna kuning pudar
|
+ 10 ml KI 10%
|
Larutan kuning keruh
|
+ 5 ml H2SO4
|
Larutan kuning pucat
|
+ 2 ml amilum 0,2%
|
Larutan biru kehitaman
|
Dititrasi dengan Na2S2O3
|
Larutan kuning muda
|
3. Pembakuan larutan NaOH
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Larutan H2C2O4
|
Tidak berwarna
|
+ indikator fenolftalein
|
Tidak berwarna
|
Dititrasi dengan NaOH
|
Larutan merah muda
|
4. Penentuan kadar asam askorbat dalam sampel
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Larutan sampel
|
Larutan berwarna kuning
|
+ 3 tetes fenolftalein
|
Larutan berwarna kuning
|
Dititrasi dengan NaOH
|
Larutan berwarna merah muda
|
Pengamatan ciri fisik zat
Larutan H2SO4 larutan tidak berwarna
Amilum 0,2% larutan tidak berwarna
Larutan KIO3 larutan tidak berwarna
Larutan KI larutan tidak berwarna
Larutan Na2S2O3 larutan tidak berwarna
Reaksi titrasi redoks
IO3-(aq) + 5I-(aq) + 6H+(aq) → 3I2(aq) + 3H2O(l)
Kelebihan I2
2S2O32-(aq) + I2(aq) → 2I-(aq) + S4O62-(aq)
Asam askorbat
C6H8O6 + I2 → C6H8O6 + 2HI
Reaksi I2 dan Na2S2O3
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Reaksi pada titrasi asam basa
Reaksi asidi alkalimetri
H2C2O4 + NaOH → Na2C2O4 + H2O
Reaksi asam askobat + NaOH
C6H8O7(aq) + NaOH(aq) → NaC6H7O6(aq) + H2O(l)
F. Perhitungan
Titrasi standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3
Titrasi ke-
|
Vawal (ml)
|
Vakhir (ml)
|
Vpemakaian (ml)
|
I
+ amilum
|
0,5
|
15,2
|
14,7
|
20,7
|
36,2
|
15,5
| |
II
+ amilum
|
15,2
|
20,7
|
5,5
|
36,1
|
46,1
|
10,0
| |
V rata-rata
|
= 22,85
|
Molaritas KIO3 =
=
= 0,01 M
Molaritas Na2S2O3 V1 . M1 = V2 . M2
25 ml . 0,01 M = 22,85 ml . M Na2S2O3
M Na2S2O3 = 0,0109 M
G. Pembahasan
pada percobaan penentuan kandungan asam askorbat dalam tablet ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kandungan asam askorbta dalam tablet dengan titrasi redoks dan titrasi asam basa, menentukan konsentrasi larutan Na2S2O3 dengan cara pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3, menentukan kadar asam askorbat dalam sampel, menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan cara pembakuan larutan NaOH.
Bahan utama pada percobaan ini adalah tablet vitacimin yang akan digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat didalam tablet tersebut. Asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan.
Asam askorbat C6H8O6 (Mr=176,13) dapat dioksidasi menjadi dehidroksiaskrobat dengan I2 menurut reaksi berikut :
C6H8O6(aq) + I2(aq) → C6H8O6(aq) + 2I-(aq) + 2H+(aq)
Olehkarena itu asam askorbat dapat dititrasi dengan I2. Tetapi I2 bukanlah standar yang baik untuk titrasi langsung karena I2 mudah menguap. Untuk itu perlu cara lain untuk menghasilkan I2 untuk reaksi tersebut. Pada percobaan ini I2 yang digunakan untuk reaksi tersebut dihasilkan dengan menambahkan iodide berlebih kedalam larutan sampel yang telah mengandung sejumlah tertentu iodat.
Kelebihan I2 kemudian dititrasi dengan larutan standar tiosulfat dengan indicator kanji. Dengan mengetahui jumlah I2 yang terbentuk pada reaksi ke-2 dan jumlah I2 yang tidak bereaksi dengan asam askorbat maka dapat ditentukan kadar asam askorbat yang terdapat didalam sampel.
Mula-mula dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3 untuk digunakan pada titrasi padatan KIO3 kemudian akan ditentukan konsentrasi larutan Na2S2O3. Untuk penentuan kadar asam askorbat dalam sampel, tablet vitacimin yang telah digerus hingga halus ditimbang seberat 2,5 gram kemudian dilarutkan dalam 250 ml labu takar untuk selanjutnya dipipet sebanyak 25 ml kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer untuk dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Larutan vitamin c yaitu kuning setelah ditambah 25 ml KIO3 warnanya tetap kuning, penambahan larutan KI menyebabkan larutan berubah warna menjadi kuning keruh dan setelah dititrasi menjadi kuning muda.
Reaksi yang terjadi yaitu
H2C2O4 + NaOH → Na2C2O4 + H2O
C6H8O7(aq) + NaOH(aq) → NaC6H7O6(aq) + H2O(l)
The amidase from Pseudomonas aeruginosa catalyzes the hydrolysis of a small range of short aliphatic amides. amidase
ReplyDeleteSBCA Online Casino Site Review 2021 - Choegocasino.com
ReplyDeleteSBCA 인카지노 Online Casino Site Review 2021 - Choegocasino.com. Read about all about the games offered, 카지노 bonuses, mobile play, and 메리트 카지노 고객센터 security.